Jumat, 29 Agustus 2014

Menuju Poros Maritim Dunia

Pada saat debat Capres-Cawapres dalam rangka Pemilu 2014, masing-masing kandidat membicarakan mengenai konsep pertahanan di Indonesia. Para kandidat dengan gamblang mengemukakan konsep pertahanan nasional yanag akan dianut oleh bangsa Indonesia sesuai dengan amanat konstitusi (UUD 1945).
Pada acara debat tersebut, saya tidak melihat siapa yang kalah dan menang, tapi melihat kematangan konsep dan hubungan konsep pertahanan tersebut secara ideologi, sosial, politik dan ekonomi.
Melihat konsep dari pasangan Jokowi-JK (sekarang menjadi presiden terpilih) dengan menamakan konsep pertahanan Poros Maritim Utama. Saya pribadi sangat teratrik dengan konsep pertahanan ini, secara konsep pertahanan maritim adalah konsep pertahanan yang paling baik di dunia. Terpilihnya Jokowi-JK akan membuka ranah baru dunia pertahanan Indonesia yaitu POROS MARITIM UTAMA.
Konsep pertahanan maritim biasanya akan digunakan oleh negara-negara kepulauan, akan tetapi melihat potensi keberhasilan yang besar, maka rata-rata negara maju akan lebih mengutamakan unsur perairan dari pada unsur yang lain. Alasan utama pemilihan unsur perairan adalah karena perairan di seluruh belahan bumi terhubung, antara pulau dengan pulau, benua dengan benua. jadi dengan adanya kekuatan di dalam perairan, maka wilayah darat dan udara secara langsung akan diamankan.
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di Dunia, setelah UN meresmikan Indonesia menjadi sebuah negara kepulauan, tidak banyak berubah dari pola pertahanan negara ini. Indonesia masih menggunakan pola pertahanan semesta yang berarti pola pertahanan keseluruhan meliputi ideologi, politik, budaya, ekonomi, dan sosial. Akant tetapi konsep pertahanan semesta tidak secara nyata menggambarkan bagian mana yang menjadi sebuah prioritas dalam pertahanan sehingga semua disamaratakan dan tidak ada yang menonjol. Hal ini berdasar pada fakta bahwa meskipun Indonesia sebagai sebuah negara yang kaya akan sumber daya perairan, Indonesia tetap tidak bisa mandiri dalam sumber daya tersebut, misalkan kebutuhan garam, Indonesia belum bisa mengoptimalkan sumber airlaut untuk memproduksi garam sehingga Indonesia seyogiyanya tidak perlu mengimpor garam dari negara lain. Contoh lain adalah Indonesia merupakan sebuah negara dengan luas perairan tersebesar di asia, tetapi tidak bisa dimanfaatkan sebagai sarana transportasi yang bisa memudahkan mobilisasi perdangangan antar pulau karena tidak adanya sarana dan prasarana seperti pelabuhan dan kapal. Fakta ini tentunya hanya sebuah fakta kecil yang menggambarkan ketidakmampuan Indonesia dalam mengelola perairan (khusunya laut) sebagai sumber komoditas pertahanan semesta paling bisa dimanfaatkan.

Berkaca pada proses penjajahan di Indonesia, kita dapat melihat bahwa Belanda, Spanyo, dan Portugis, bahkan Inggris dan Jepang, yang pernah menapakkan kakinya di bumi pertiwi untuk menjarah hasil kekayaan Indonesia memanfaatkan laut untuk bisa mencapai tanah air. Kemudian membangun fasilitas super lengkap sebagai bahan cadanggan dan pertahanan ketika masyarakat lokal melakukan perlawanan. Dengan demikian, laut menjadi sarana penyambung semua lini para penjajah pada waktu itu, sehinggga mereka berhasil menjarah bangsa ini selama 350 tahun.
Dengan adanya konsep Poros Maritim Utama ini, maka Indonesia sejatinya kembali ke JATI DIRI awal sebagai negara maritim terbesar di Dunia. Konsep pertahanan ini akan langkah awal bagi negara ini untuk menguatkan unsur-unsur dalam pertahanan semesta meliputi sosial, budaya, politik dan ekonomi sehingga Indonesia bisa menunjukkan eksistensinya kepada negara lain dan meningkatkan daya tawar Indonesia di dunia Internasional baik secara politik, ekonomi maupun secara pertahanan. Poros maritim utama akan membawa Indonesia kembali ke zaman kedigdayaan masa lampau, ketika pada saat itu disalah satu bagian nusantara (sulawesi) berhasil mengalahkan pasukan maritim sekutu dan penjajah demi mempertahankan wilayahnya. Indonesia akan semakin percaya diri dalam memegang semboyan "jaleveva jaya mahe" yang berarti "DI LAUT KITA JAYA". Slogan ini memang benar, karena negara ini harus sadar bahwa sebenarnya negara ini dalah negara kepulauan dengan beribu-ribu sumber daya yang bisa dimanfaatkan mulai dari air, ikan, karang, ombak, gas alam, minyak, dsb. Selain itu dengan semakin lengkapnya sarana dan prasaran kelautan maka Indonesia siap dalam mengembangkan ekonomi karena Indonesia bisa jadi sebuah negar persinggahan negara-negara yang akan mengirimkan hasil perdangangnya kenegara-negara lain karena Indonesia memiliki wilayah yang sangat strategis dalam dunia perdanggangan kawasan laut.
Hal yang harus diawasi oleh masyarakat sekarang ini dalam penerapan konsep pertahanan ini adalah politics will para elite politik untuk mendukung sistem pertahanan ini. Terkadang sebuah konsep yang bagus belum tentu akan mengahasilkan sebuah output yang bagus tanpa dilalui proses yang bagus. Terkadang di negara ini, konsep yang bagus diplintir sedemikan rupa sehingga hanya menghasilkan keuntungan bagi pihak-pihak yang mengerjakan konsep tersebut, sementara masyarakat hanya gigit jari  tanpa merasakan manfaat apa-apa dari konsepbagus yang sedang dibangun oleh pemerintah. Jayalah Indonesiaku, Jayalah Masyaraktnya, dan dilaut kita harus JAYA. (begu07)

0 komentar:

Posting Komentar